Sebelum aku memulai tulisanku malam ini, aku akan menggambarkan keadaanku, apa yang mendorongku mengangkat tema dan mengurangi waktu tidurku untuk menyempatkan diri menulis sebuah pandangan dan persepsi pribadi dalam hidup ini, seperti malam-malam sebelumnya fenomena yang terjadi bahwa setiap anda membuka social network maka yang akan anda dapatkan adalah sejumlah keluhan, cacian, dan curahan hati dari penggunanya. Kadang aku berfikir bahwa apa tidak ada lagi tempat manusia berbagi mencurahkan isi hatinya selain media yang dapat dilihat semua orang itu, sesuatu yang tidak seharusnya menjadi bahan bacaan orang lain, sebuah privaci yang di umbar dimuka umum. Tidak kah kamu ketahui bahwa Tuhanmu sangat menyukai hambanya yang menutupi aib saudaranya. Tapi terlepas dari semuanya fenomena galau akhir-akhir ini semakin menjadi-jadi, sulit dibendung, mungkin karena semakin banyaknya social network tempat manusia modern melampiaskan hasratnya.
Petang menjelang malam tadi ketika aku dan teman-temanku menghabiskan waktu bersama seperti biasa di cafe sambil minum teh manis kesukaan kami, tiba-tiba aku mendapat pesan dari seorang sahabat dekat, mungkin karena aku memang pintar mendengarkan keluhan orang lain , atau ada alasan lain dia banyak berkeluh kesah kepadaku, aku bangga donk dipilih sebagai tempat curhat, seorang yang di percaya memberi pandangan dan persepsi mengenai masalahnya, namun aku juga kadang berpikir, sedang masalahku sendiri sangat susah aku tanggapi dengan bijak bagaimana beri pandangan ke orang lain, namun dengan sedikit keberanian aku memberikan pandangan-pandanganku, entah responnya bagaimana yang penting tugasku sebagai orang yang di percaya memberikan nasehat telah selesai. Beberapa jam kemudian, aku membuka laptopku dan kembali Online, ternyata chat pertama dari seorang kerabat yang sedang melanjutkan kuliah S2 nya di Bogor, dia ngeluh lagi dia bilang bahwa udah bosan belajarnya, tiap minggu ada ujian, yang membuatku heran kenapa ngeluhnya ke aku coba,,,padahal kan sewajarnya yang ngeluh itu aku. Terlepas dari semuanya aku bangga bahwa dimata mereka aku ini punya kharisma untuk mendengarkan keluhan dan bisa memecahkannya.
Dari kejadian yang tak sengaja diatas, ada pelajaran yang sangat besar yang dapat saya simpulkan, bahwa tak bisa di pungkiri kodrat manusia diciptakan itu untuk di anugerahi masalah, setiap manusia pasti punya masalahnya masing-masing, cara menanggapi masalah tersebut adalah indikator penilaian tingkat kedewasaan manusia, anggap saja setiap masalah itu adalah ujian untuk meningkatkan sifat kedewasaan seseorang. Yang jelasnya setiap masalah ada hikmah di dalamnya, ada sabar sebagai penolong di dalamnya, "Man Shabara Safira" sebuah pepatah arab yang artinya Manusia yang sabar pasti akan beruntung. Maka dari itu, sabar lah, jangan terlalu banyak ngeluh, syukuri setiap hembusan nafas yang di berikan oleh-Nya. Kita adalah orang - orang beruntung yang di ciptakannya.
Penutup tulisanku, kepada setiap orang yang sering berbagi masalahnya kepadaku, orang yang mempercayakan masalahnya dapat teratasi olehku, terimakasih,,,,,,sabar-sabar-sabar,,,,pasti beruntung-beruntung dan beruntung...Insya Allah.....
wassalam
Petang menjelang malam tadi ketika aku dan teman-temanku menghabiskan waktu bersama seperti biasa di cafe sambil minum teh manis kesukaan kami, tiba-tiba aku mendapat pesan dari seorang sahabat dekat, mungkin karena aku memang pintar mendengarkan keluhan orang lain , atau ada alasan lain dia banyak berkeluh kesah kepadaku, aku bangga donk dipilih sebagai tempat curhat, seorang yang di percaya memberi pandangan dan persepsi mengenai masalahnya, namun aku juga kadang berpikir, sedang masalahku sendiri sangat susah aku tanggapi dengan bijak bagaimana beri pandangan ke orang lain, namun dengan sedikit keberanian aku memberikan pandangan-pandanganku, entah responnya bagaimana yang penting tugasku sebagai orang yang di percaya memberikan nasehat telah selesai. Beberapa jam kemudian, aku membuka laptopku dan kembali Online, ternyata chat pertama dari seorang kerabat yang sedang melanjutkan kuliah S2 nya di Bogor, dia ngeluh lagi dia bilang bahwa udah bosan belajarnya, tiap minggu ada ujian, yang membuatku heran kenapa ngeluhnya ke aku coba,,,padahal kan sewajarnya yang ngeluh itu aku. Terlepas dari semuanya aku bangga bahwa dimata mereka aku ini punya kharisma untuk mendengarkan keluhan dan bisa memecahkannya.
Dari kejadian yang tak sengaja diatas, ada pelajaran yang sangat besar yang dapat saya simpulkan, bahwa tak bisa di pungkiri kodrat manusia diciptakan itu untuk di anugerahi masalah, setiap manusia pasti punya masalahnya masing-masing, cara menanggapi masalah tersebut adalah indikator penilaian tingkat kedewasaan manusia, anggap saja setiap masalah itu adalah ujian untuk meningkatkan sifat kedewasaan seseorang. Yang jelasnya setiap masalah ada hikmah di dalamnya, ada sabar sebagai penolong di dalamnya, "Man Shabara Safira" sebuah pepatah arab yang artinya Manusia yang sabar pasti akan beruntung. Maka dari itu, sabar lah, jangan terlalu banyak ngeluh, syukuri setiap hembusan nafas yang di berikan oleh-Nya. Kita adalah orang - orang beruntung yang di ciptakannya.
Penutup tulisanku, kepada setiap orang yang sering berbagi masalahnya kepadaku, orang yang mempercayakan masalahnya dapat teratasi olehku, terimakasih,,,,,,sabar-sabar-sabar,,,,pasti beruntung-beruntung dan beruntung...Insya Allah.....
wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar